Nariswari Khairanisa Nurjaman, mahasiswa tingkat akhir Universitas Indonesia jurusan Hubungan Internasional ini menjadi wakil Indonesia di ajang G(irls)20 Summit yang digelar di Munich, Jerman pada 16-22 Juni 2017. Selengkapnya...
Begelut dengan alam bebas sudah menjadi kegiatan yang ditekuni oleh Dana Surjiana (24), sejak masih duduk di bangku sekolah menengah. Mendaki gunung dan melakukan aktifitas outdoor merupakan kegiatan yang paling digemarinya. Namun semakin maraknya kegiatan di alam bebas seperti mendaki gunung dan camping dilakukan oleh anak muda, pria kelahiran Ngawi ini malah merasa prihatin, pasalnya bukannya semakin bersih tapi permasalahan sampah justru semakin pelik. Melihat hal tersebut, sebagai wujud nyata keperihatinnya, ketika mendaki gunung atau camping, Dana pun mulai mengurangi sampah yang dibawanya. Selengkapnya...
Yudhi Prasetyo (27) memang bukan pecinta kopi, dan lebih menyukai coklat. Namun, meski begitu, biji kopi rupanya telah memberinya ispirasi. Yudhi menyulap biji kopi yang biasanya diracik untuk diminum, menjadi sebuah gelang yang menarik. Selengkapnya...
Usaha persewaan alat outdoor sudah menjadi usaha yang ditekuni Aji Subo (26), sejak beberapa tahun lalu. Subo, sapaan akrabnya merintis usahanya berdasarkan hobi yang ia tekuni. Ia berusaha bisa memperoleh pendapatan dari apa yang disukainya. Selengkapnya...
"Kalau cuma soal mencabut pedang, itu soal gampang, siapapun bisa melakukannya. Namun belajar samurai itu tidak hanya soal mencabut dan mengayunkan pedang," terang Hirawan Widhiarto, seorang pelatih samurai Jogja. Selengkapnya...
Syafii, ayah dari Ilham Nurfadmi Listia Adi (20) sangat terpukul. Anaknya menjadi salah satu korban meninggal saat mengikuti Diksar Mahasiswa Pecinta Alam, Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Selengkapnya...
Pada tahun 2015 lalu, Yuli Yanika (26) atau biasa disapa Uye ini mendirikan Sanggar Rumah Ceria Medan yakni sebuah wadah untuk berkumpulnya anak-anak agar mendapatkan pendidikan layak. Sebagian adalah anak berkebutuhan khusus. Hal itu dilakukan Uye karena prihatin melihat kondisi mereka yang tak dapat pendidikan disertai kesulitan ekonomi. Selengkapnya...
Mulyadi Sataruno (43), memutuskan keluar dari Manado pada tahun 2005 dan mengadu nasib di Kota Sorong Papua. Di Kota Papua, ia awalnya bekerja sebagai petugas SPBU. Tak lama bekerja, ia memutuskan berhenti dan mencoba peruntungan sebagai sebagai pengusaha kayu. Saat itu, ia hanya bermodalkan kepercayaan dan uang Rp 1 juta. Selengkapnya...